Kamis, 20 Maret 2014

sejarah perkembangan sosiologi




Assalamu AlaikumWr. Wb.

          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.Karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang.Makna dan sikap islam,  kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah. Akidah ahlaq. Kami berharap makalah ini berguna bagi kami selaku penulis dan juga para pembacanya, terutama para pembaca yang ingin tau tentang makna dan sikap islam. Kami merasa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu segala kririk dan saran yang membangun sangat kami perlukan sehingga dapat membuat makalah ini lebih bernilai.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.











A.Sejarah perkembangan sosiologi
Istilah sosiologi sebagai ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan perancis. Bernama August Comte tahun 1842. dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang  mempelajari  masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu berupaya membangun satu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.  Agust Comte membedakan antara sosiologis statis dan sosiologi dinamis. Dimana perhatian sosiologi statis dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat, sedang sosiologi dinamis memusatkan perhatiannya tentang perkembangan masyarakat dalam dalam arti pembangunan. Rintisan Agust Comte disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilannya sejumlah ilmuwan besar dibidang sosiologi mereka antara lain  Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand tonnies, george simmel. Max weber. Dan pitrim sorokin (semua berasal dari Eropa).[1]
B. Sebab-sebab munculnya sosiologi
Menurut Berger pemikiran sosiologi berkembang manakala masyatakat menghadapi ancaman terhadapa hal selama ini dianggap sebagai hal yang memang sudah seharusnya demikian, benar, nyata. Manakala hal yang terjadi selama ini menjadi pegangan manusia mengalami krisis, maka mulailah orang melakukan renungan sosiologi.
Para memikir Eropa di abad-18 dianggap sebagai ancaman, yang oleh masyarakat telah diterima sebagai kenyataan ataupun kebenaran. Salah satu hal yang menurut berger dianggap sebagai ancaman ialah disintegrasi kesatuan masyarakat abad pertengahan, khususnya disintegrasi kaum kristen.  
L. laeyendecker pun mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangan perubahan berjangka panjang yang melanda Eropa Barat di abad pertengahan. Proses perubahan jangka panjang yang diidentifikasi Laeyendecker ialah.
1.      Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15.
2.      Perubahan di bidang sosial dan politik.
3.      Perubahan berkenaan dengan reformasi.
4.      Meningkatnya individualisme.
5.      Lahirnya ilmu moderen.

C.Sejarah perkembangannya
Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu di tanggulangi (Horton dan Hunt, 1987:41)  
Seorang sosiologi yang bekerja di tataran praktis, ia tidak sekedar meneliti masalah sosial untuk membangun proposisi dan mengembangkan teori, pun sosiologi bukanlah seperangkat doktrin yang kaku dan selalu menekan apa yang “seharusnya” terjasi, melainkan ia adalah semacam sudut pandang baru atau ilmu yang selalu mencoba ”menelanjangi” realitas. Mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi di balik realitas yang tampak.
Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dari ilmu-ilmu yang dikenal. Sepeerti ilmu yang lain, perkembangan sosiologi dibentuk oleh setting sosialnya, dan sekaligus menjadikan setting sosialnya itu sebagai basis masalah pokok yang di kaji. Awal mula perkembangan sosiologi bisa di lacak pada saat terjadinya Revolusi Prancis, dan revolusi industri yang terjadi sepanjang abad 19 yang menimbulkan kekhawatiran, sekaligus perhatian dari para pemikir di waktu itu tentang dampak yang di timbulkan dari perubahan dahsyat di bidang politik dan ekonomi kapitalistik di masa itu.
            Tokoh yang dianggap sebagai “Bapak Sosiologi” adalah August Comte, seorang ahli filsafat dari Prancis yang lahir pada tahun 1798. August Comte mencetuskan pertama kali nama Sociology dalam bukunya yang tersohor, Positive of Philosophy, yang terbit tahun 1838. Istilah sosiologi berasal dari kata latin socius yang berarti “kawan” dan kata Yunani logos  berarti “kata” atau “berbicara” jadi, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Menurut Comte.
Istilah sosiologi menjadi populer setengah abad kemudian berkat jasa Harbert spencer ilmuwan dari inggris yang menulis buku berjudul Principles of sociology (1876) Spencer menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat  dan mengembangkan teori besar tentang evolusi sosial yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian.[2]
D.Para Perintis Sosiologi
August Comte (1798-1857)
Dalam ilmu pengetahuan dikenal istilah paternity-  pengakuan bahwa seorang tokoh ialah pendiri satu bidang ilmu dengan memberikan nama “Bapak” bagi bidang ilmu yang bersangkutan. Dalam sosiologi tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak ialah August Comte, seorang ahli filsafat dari prancis. Namunn mengenai hal ini pun tidak ada kesepakatan, Reiss,Jr (1968)misalnya, berpendapat bawha Comte lebih tepat dianggap sebagai godfather (wali) daripada progenior (leluhur) sosiologi karena sumbangan Comte terbatas pada pemberian nama dan suatu filsafat yang membantu perkembangan sosiologi. Menurut reisstokoh yang lebih tepat dianggap sebagai penyumbang utama bagi kemunculan sosiologi ialah Emile Durkheim.
Salah satu sumbangan penting lain bagi sosiologi, sebagaimana telah dikemukakan Reiss. Ialah suatu filsafat yang mendorong perkembangan sosiologi. Pemikiran ini diutarakan Comte dalam bukunya: Course de Philosophie Positive. Dalam buku ini Comte  mengemukakan  pandangannya mengenai “hukum kemajuan manusia” menurut pandangan ini, sejarah manusia akan melewati tiga jenjang. Jenjang teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positif.[3]
Karena memperkenalkan metode positif ini, maka Comte dianggap sebagai perintis positivisme. Ciri metode positif ialah bahwa objek yang dikajji harus berupa fakta, dan bahwa kajian harus bermanfaat serta mengarah ke kepastian dan kecermatan. Sarana yang menurut comte dapat digunakan untuk melakukan kajian ialah:
1.      Pengamatan
2.      Perbandingan
3.      Eksperimen
4.      Metode historis.
(Laeyendecker, 198:143-145)
Mengapa Comte berpandangan bahwa sosiologi harus menggunakan metode positif? Karena, dalam pandangannya, sosiologi harus merupakan ilmu yang sama ilmiahnya dengan ilmu pengetahuan alam yang mendahuluinya.menurut hematnya kegiatan kajian sosiologi yang tidak menggunakan metode pengamatan, perbandingan, eksperimen ataupun historis bukanlah kajian ilmiah melainkan hanya renungan atau khayalan belaka.
Karl Marx (1818-1883)
            Karl Marx lahir Trier, Jerman pada tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan Yahudi. Pada tahun 1841 ia mengakhiri studi nya di Universitas Berlin dengan menyelesaikan  disertaijudul On the Differences betwen the Natural Philosophy Democritus and Epicurus. Karena pergaulannya dengan orang yang dianggap radikal ia terpaksa mengurungkan niat untuk menjadi pengajar dii Universitas dan menerjunkan diri kearah politik. Setelah menikah ia mengembara ke negara lain di Eropa. Mula-mula secara sukarela. Dan kemudian terpaksa karena diusir oleh pemerintah setempat. Marx lebih dikenal sebagai seorang tokoh sejarah ekonomi, ahli filsafat dan aktivisyang mengembangkan teori mengenai sosialisme yang dikemudian hari dikenal sebagai Marxisme daripada seorang perintis sosiologi.[4]
Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas yang disajikannya dalam berbagai tulisan termasuk didalamnya The Communist Manifesto yang ditulisnya bersama FriedrichEngels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut marx perkembangan pembagian kerjadalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda: terdiri atas orang yang menguasai alat produksi. Yang dinamakannya kaum bourgeoisie, yang mengeksploitasi kelas yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat produksi, yaitu kaum proletar. Menurut marx pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak, dan dalam konflik yang kemudian berlangsung yang oleh karl marx dinamakan perjuangan kelas, kaum bourgeoisie akan dikalahkan. Marx meramalkanbahewa kaum proletarkemudian akan mendirikan suatu masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx tidak pernah terwujud namun pemikiran marx mengenai stratifikasi sosial dan konflik tetap berpengaruh terhadap pemikiran sejumlah besar ahli sosiologi.
Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim lahir tahun 1858 di Empinal, yaitu perkampungan kecil orang yahudi di bagian timur prancisyang agak terpencil dari masyarakat luas. Ayah Durkheim adalah seorang rabi, namun durkheim menyimpang dari kebiasaan yang di lakukan keluarganya itu, sebagian mungkin suatu pengalaman mistik dan untuk sementara masuk Katolik di bawah pengaruh seorang gurunya yang beragama katolik. Lalu dia meninggalkan katolisme dan menjadi orang yang tidak mau tahu dengan agama (agnostik)  tetapi masalah masalah daasar tentang moralitas dan usah meningkatkan moralitas masyarakat merupakan perhatian pokok selama hidupnya.
Durkheim merupakan seorang ilmuwan yang sangat produktif, karya utamanya ialah, antara lain: The Division of Laborin Society  (1968)
Buku The Division of Laborin Society  (1968) merupakan suatu upaya Durkheim untuk mengkaji suatu gejala yang sedang melanda masyarakat.
Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas, ia membedakan antara dua tipe utama solideritas:solideritas mekanik, dan solideritas organik. Solideritas mekanik merupakan suatu tipe solideritas yang didasarkan atas persamaan.
Max Weber 91864-1920)
Max weber lahir di Erfurt. Jerman 1864 keluarganya adalah orang protestan kelas menengah atas, sangat termakan oleh budaya borjuis. Ayahnya adalah seorang hakim di Erfurt dan ketika keluarganya pindah ke Berlin, dia menjadi seorang penasihat  di pemerintahan kota dan kemudian menjadi perussian house of deputise  dan german reichstag. Ia belajar ilmu hukum di Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg pada tahun 1889 menulis disertai berjudul the history of medieval businessorganization.  Setelah menyelesaikan studinya ia mengawali karirnya  sebagai dosen ilmu hukum . semula di Universitas Berlin, menjelang akhir masa hidupnya weber mengajar di Universitas wina dan Universitas Munich. Setelah mengajar ia pun berperan sebagai konsultan dan peneliti, dan semasa perang Dunia I mengabdi di angkatan bersenjata jerman.
Sumbangan Weber yang tidak kalah pentingnya ialah kajiannya mngenai konsep dasar sosiologi . dalam uraian ini weber menyebutkan pula bahwa sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tidakan sosial. Arti penting tulisan ini ialah bahwa dikemudian hari tulisan ini menjadi acuan bagi dikembangkannya teori sosiologi yang membahas interaksi sosial. Namun yang perlu juga dikemukakan disini ialah bahwa pendekatan sosiologi yang diusulkan weber dalam tulisan ini ternyata tidak menjadi tuntunan  baginya untuk melihat masyarakat.

























DAFTAR PUSTAKA
1.      Doyle paul johnson. Teori sosiologi klasik dan moderen.
2.      Kamanto sunarto. Sejarah perkembangan sosiologi.
4.      J. Dwi Narwoko. Sosiologi teks pengantar dan terapan. Prenada media grup. 2006
5.      Prof. Dr. Kamanto sunarto. Sosiologi perubahan sosial. Jakarta. 2011


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi#Sejarah_istilah_sosiologi
[2] J. Dwi Narwoko. Sosiologi teks pengantar dan terapan. H. 3
[3] Kamanto sunarto. Sejarah perkembangan sosiologi. H. 3
[4] Doyle paul johnson. Teori sosiologi klasik dan moderen. H. 164

Tidak ada komentar:

Posting Komentar