Assalamu AlaikumWr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT.Karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang.Makna
dan sikap islam, kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah. Akidah ahlaq. Kami berharap makalah ini berguna
bagi kami selaku penulis dan juga para pembacanya, terutama para pembaca yang
ingin tau tentang makna dan sikap islam. Kami merasa bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna oleh karena itu segala kririk dan saran yang membangun
sangat kami perlukan sehingga dapat membuat makalah ini lebih bernilai.
Wassalamu Alaikum Wr.
Wb.
A.Sejarah
perkembangan sosiologi
Istilah
sosiologi sebagai ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan perancis. Bernama
August Comte tahun 1842. dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.
Sosiologi sebagai ilmu yang
mempelajari masyarakat lahir di
Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad-19 mulai menyadari perlunya secara khusus
mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu berupaya membangun
satu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap
peradaban manusia. Agust Comte
membedakan antara sosiologis statis dan sosiologi dinamis. Dimana perhatian
sosiologi statis dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
masyarakat, sedang sosiologi dinamis memusatkan perhatiannya tentang
perkembangan masyarakat dalam dalam arti pembangunan. Rintisan Agust Comte
disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilannya sejumlah ilmuwan
besar dibidang sosiologi mereka antara lain
Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand
tonnies, george simmel. Max weber. Dan pitrim sorokin (semua berasal dari
Eropa).[1]
B.
Sebab-sebab munculnya sosiologi
Menurut
Berger pemikiran sosiologi berkembang manakala masyatakat menghadapi ancaman
terhadapa hal selama ini dianggap sebagai hal yang memang sudah seharusnya
demikian, benar, nyata. Manakala hal yang terjadi selama ini menjadi pegangan
manusia mengalami krisis, maka mulailah orang melakukan renungan sosiologi.
Para
memikir Eropa di abad-18 dianggap sebagai ancaman, yang oleh masyarakat telah
diterima sebagai kenyataan ataupun kebenaran. Salah satu hal yang menurut
berger dianggap sebagai ancaman ialah disintegrasi kesatuan masyarakat abad
pertengahan, khususnya disintegrasi kaum kristen.
L.
laeyendecker pun mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangan perubahan
berjangka panjang yang melanda Eropa Barat di abad pertengahan. Proses
perubahan jangka panjang yang diidentifikasi Laeyendecker ialah.
1. Tumbuhnya
kapitalisme pada akhir abad ke-15.
2. Perubahan
di bidang sosial dan politik.
3. Perubahan
berkenaan dengan reformasi.
4. Meningkatnya
individualisme.
5. Lahirnya
ilmu moderen.
C.Sejarah
perkembangannya
Sosiologi
pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara
abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun sosiologi bisa
juga menjadi ilmu terapan (applied
science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya
guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu di tanggulangi
(Horton dan Hunt, 1987:41)
Seorang
sosiologi yang bekerja di tataran praktis, ia tidak sekedar meneliti masalah
sosial untuk membangun proposisi dan mengembangkan teori, pun sosiologi
bukanlah seperangkat doktrin yang kaku dan selalu menekan apa yang “seharusnya”
terjasi, melainkan ia adalah semacam sudut pandang baru atau ilmu yang selalu
mencoba ”menelanjangi” realitas. Mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi di balik
realitas yang tampak.
Sosiologi
termasuk ilmu yang paling muda dari ilmu-ilmu yang dikenal. Sepeerti ilmu yang
lain, perkembangan sosiologi dibentuk oleh setting sosialnya, dan sekaligus
menjadikan setting sosialnya itu sebagai basis masalah pokok yang di kaji. Awal
mula perkembangan sosiologi bisa di lacak pada saat terjadinya Revolusi
Prancis, dan revolusi industri yang terjadi sepanjang abad 19 yang menimbulkan
kekhawatiran, sekaligus perhatian dari para pemikir di waktu itu tentang dampak
yang di timbulkan dari perubahan dahsyat di bidang politik dan ekonomi
kapitalistik di masa itu.
Tokoh yang dianggap sebagai “Bapak
Sosiologi” adalah August Comte, seorang ahli filsafat dari Prancis yang lahir
pada tahun 1798. August Comte mencetuskan pertama kali nama Sociology dalam bukunya yang tersohor, Positive of Philosophy, yang terbit
tahun 1838. Istilah sosiologi berasal dari kata latin socius yang berarti “kawan” dan kata Yunani logos berarti “kata” atau
“berbicara” jadi, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Menurut
Comte.
Istilah
sosiologi menjadi populer setengah abad kemudian berkat jasa Harbert spencer
ilmuwan dari inggris yang menulis buku berjudul Principles of sociology (1876) Spencer menerapkan teori evolusi
organik pada masyarakat dan
mengembangkan teori besar tentang evolusi sosial yang diterima secara luas
beberapa puluh tahun kemudian.[2]
D.Para Perintis
Sosiologi
August Comte (1798-1857)
Dalam
ilmu pengetahuan dikenal istilah paternity-
pengakuan bahwa seorang tokoh ialah
pendiri satu bidang ilmu dengan memberikan nama “Bapak” bagi bidang ilmu yang
bersangkutan. Dalam sosiologi tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak ialah
August Comte, seorang ahli filsafat dari prancis. Namunn mengenai hal ini pun
tidak ada kesepakatan, Reiss,Jr (1968)misalnya, berpendapat bawha Comte lebih
tepat dianggap sebagai godfather (wali)
daripada progenior (leluhur) sosiologi karena sumbangan Comte terbatas pada
pemberian nama dan suatu filsafat yang membantu perkembangan sosiologi. Menurut
reisstokoh yang lebih tepat dianggap sebagai penyumbang utama bagi kemunculan
sosiologi ialah Emile Durkheim.
Salah
satu sumbangan penting lain bagi sosiologi, sebagaimana telah dikemukakan
Reiss. Ialah suatu filsafat yang mendorong perkembangan sosiologi. Pemikiran
ini diutarakan Comte dalam bukunya: Course
de Philosophie Positive. Dalam buku ini Comte mengemukakan
pandangannya mengenai “hukum kemajuan manusia” menurut pandangan ini,
sejarah manusia akan melewati tiga jenjang. Jenjang teologi, jenjang
metafisika, dan jenjang positif.[3]
Karena
memperkenalkan metode positif ini, maka Comte dianggap sebagai perintis
positivisme. Ciri metode positif ialah bahwa objek yang dikajji harus berupa
fakta, dan bahwa kajian harus bermanfaat serta mengarah ke kepastian dan
kecermatan. Sarana yang menurut comte dapat digunakan untuk melakukan kajian
ialah:
1. Pengamatan
2. Perbandingan
3. Eksperimen
4. Metode
historis.
(Laeyendecker,
198:143-145)
Mengapa
Comte berpandangan bahwa sosiologi harus menggunakan metode positif? Karena,
dalam pandangannya, sosiologi harus merupakan ilmu yang sama ilmiahnya dengan
ilmu pengetahuan alam yang mendahuluinya.menurut hematnya kegiatan kajian
sosiologi yang tidak menggunakan metode pengamatan, perbandingan, eksperimen
ataupun historis bukanlah kajian ilmiah melainkan hanya renungan atau khayalan
belaka.
Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx lahir Trier, Jerman pada
tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan Yahudi. Pada tahun 1841 ia
mengakhiri studi nya di Universitas Berlin dengan menyelesaikan disertaijudul On the Differences betwen the Natural Philosophy Democritus and
Epicurus. Karena pergaulannya dengan orang yang dianggap radikal ia
terpaksa mengurungkan niat untuk menjadi pengajar dii Universitas dan
menerjunkan diri kearah politik. Setelah menikah ia mengembara ke negara lain
di Eropa. Mula-mula secara sukarela. Dan kemudian terpaksa karena diusir oleh
pemerintah setempat. Marx lebih dikenal sebagai seorang tokoh sejarah ekonomi,
ahli filsafat dan aktivisyang mengembangkan teori mengenai sosialisme yang
dikemudian hari dikenal sebagai Marxisme daripada seorang perintis sosiologi.[4]
Sumbangan
utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas yang
disajikannya dalam berbagai tulisan termasuk didalamnya The Communist Manifesto yang ditulisnya bersama FriedrichEngels.
Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan
kelas. Menurut marx perkembangan pembagian kerjadalam kapitalisme menumbuhkan
dua kelas yang berbeda: terdiri atas orang yang menguasai alat produksi. Yang
dinamakannya kaum bourgeoisie, yang
mengeksploitasi kelas yang terdiri atas orang yang tidak memiliki alat
produksi, yaitu kaum proletar. Menurut marx pada suatu saat kaum proletar akan
menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak, dan
dalam konflik yang kemudian berlangsung yang oleh karl marx dinamakan
perjuangan kelas, kaum bourgeoisie
akan dikalahkan. Marx meramalkanbahewa kaum proletarkemudian akan mendirikan
suatu masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx tidak pernah terwujud namun
pemikiran marx mengenai stratifikasi sosial dan konflik tetap berpengaruh
terhadap pemikiran sejumlah besar ahli sosiologi.
Emile Durkheim (1858-1917)
Emile
Durkheim lahir tahun 1858 di Empinal, yaitu perkampungan kecil orang yahudi di
bagian timur prancisyang agak terpencil dari masyarakat luas. Ayah Durkheim
adalah seorang rabi, namun durkheim menyimpang dari kebiasaan yang di lakukan
keluarganya itu, sebagian mungkin suatu pengalaman mistik dan untuk sementara
masuk Katolik di bawah pengaruh seorang gurunya yang beragama katolik. Lalu dia
meninggalkan katolisme dan menjadi orang yang tidak mau tahu dengan agama
(agnostik) tetapi masalah masalah daasar
tentang moralitas dan usah meningkatkan moralitas masyarakat merupakan
perhatian pokok selama hidupnya.
Durkheim
merupakan seorang ilmuwan yang sangat produktif, karya utamanya ialah, antara
lain: The Division of Laborin Society (1968)
Buku
The Division of Laborin Society (1968) merupakan suatu upaya Durkheim untuk
mengkaji suatu gejala yang sedang melanda masyarakat.
Durkheim
melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas, ia membedakan
antara dua tipe utama solideritas:solideritas mekanik, dan solideritas organik.
Solideritas mekanik merupakan suatu tipe solideritas yang didasarkan atas
persamaan.
Max Weber 91864-1920)
Max
weber lahir di Erfurt. Jerman 1864 keluarganya adalah orang protestan kelas
menengah atas, sangat termakan oleh budaya borjuis. Ayahnya adalah seorang
hakim di Erfurt dan ketika keluarganya pindah ke Berlin, dia menjadi seorang
penasihat di pemerintahan kota dan
kemudian menjadi perussian house of
deputise dan german reichstag. Ia
belajar ilmu hukum di Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg pada tahun
1889 menulis disertai berjudul the
history of medieval businessorganization. Setelah menyelesaikan studinya ia mengawali
karirnya sebagai dosen ilmu hukum .
semula di Universitas Berlin, menjelang akhir masa hidupnya weber mengajar di
Universitas wina dan Universitas Munich. Setelah mengajar ia pun berperan
sebagai konsultan dan peneliti, dan semasa perang Dunia I mengabdi di angkatan
bersenjata jerman.
Sumbangan
Weber yang tidak kalah pentingnya ialah kajiannya mngenai konsep dasar
sosiologi . dalam uraian ini weber menyebutkan pula bahwa sosiologi ialah ilmu
yang berupaya memahami tidakan sosial. Arti penting tulisan ini ialah bahwa
dikemudian hari tulisan ini menjadi acuan bagi dikembangkannya teori sosiologi
yang membahas interaksi sosial. Namun yang perlu juga dikemukakan disini ialah
bahwa pendekatan sosiologi yang diusulkan weber dalam tulisan ini ternyata
tidak menjadi tuntunan baginya untuk
melihat masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Doyle paul johnson. Teori sosiologi klasik dan moderen.
2. Kamanto sunarto. Sejarah
perkembangan sosiologi.
4.
J. Dwi Narwoko.
Sosiologi teks pengantar dan terapan. Prenada media grup. 2006
5.
Prof. Dr.
Kamanto sunarto. Sosiologi perubahan
sosial. Jakarta. 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar