Selasa, 25 November 2014

LAPORAN KUNJUNGAN Fitri Barliyana



LAPORAN
KUNJUNGAN PURA ADITYA JAYA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Hinduisme

Dosen Pembimbing :
Syaiful Azmi. M.A

Oleh:
Nur Fitri Barliyana   1113032100048

  




JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
 JAKARTA
2014
Kata Pengantar
            Puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan karunia-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan kunjungan “Pura Aditya Jaya”. Untuk memenuhi tugas matakuliah Hinduisme.
            Laporan ini sebagai perwujudan hasil kunjungan ke salah satu rumah peribadatan agama Hindu “ Pura Aditya Jaya” yang berada di Rawamangun, Jakarta. Kunjungan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2014.
            Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan untuk menyusun laporan ini. Khususnya kepada bapak pembimbing matakuliah Hinduisme Syaiful Azmi, M.A dan pihak-pihak yang terlibat yang telah memberikan bantuan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
            Penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca tentang Agama Hindu dan Karma Phala.
            Penyusun menyadari tak ada gading yang tak retak. Demikian dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.












DAFTAR ISI
Kata Pengantar    ……………………………………………………….. i
Daftar Isi                        ………………………………………………………...ii
Bab I. Pendahuluan
A.   Latar Belakang masalah     ………………...………………………………….1
B.   Tujuan Kegiatan                 ……………………………………………………2
C.   Tujuan Laporan                            ……………………………………………………2
D.   Manfaat Kegiatan               ………………………………………….………...2
E.    Lokasi Kunjungan               ……………………………………………………2
Bab II. Pembahasan
A.   Pembahasan hasil Kegiatan          ……………………………………………………3
Bab III. Penutup
A.   Kesimpulan                        …...………………………………………………6
B.     Lampiran foto                         ...……...………………………………………….6













Bab I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
          Agama hindu merupakan salah satu matakuliah wajib bagi mahasiswa/i jurusan Perbandingan Agama semester III di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Agama hindu memiliki sejarah yang sangat panjang, apalagi agama ini memiliki ajaran yang tak terbatas.  Terasa sangat kurang cukup apabila mempelajari agama hindu ini hanya dari teori yang tertuang dalam buku-buku cetak, baik karangan asli penganut agama hindu maupun karangan pengamat agama hindu dari penganut diluar agama Hindu.
          Diadakannya kunjungan langsung ketempat peribdatan  agama hindu ini sangatlah penting. Dan salah satu rumah peribadatan agama Hindu di Jakarta  yang dapat dikunjungi yaitu  Pura Aditya Jaya yang terletak dikomplek Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun. Pada dasarnya kunjungan ini dimaksudkan agar para mahasiswa/i perbandingan agama dapat berinteraksi langsung dengan penganut agama Hindu. serta menambah wawasan tentang agama Hindu.











B.   Tujuan kegiatan
          Tujuan diadakannya kunjungan ke Pura Aditya Jaya ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan langsung dari penganut agama Hindu, memperluas  wawasan tentang agama hindu, menimbulkan rasa untuk menjaga keharmonisan dalam kerukunan antar umat beragama.

C.   Tujuan laporan
          Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas matakuliah Hinduisme. Adapun metode yang digunakan :
·         Metode observasi
·         Metode wawancara
·         Metode ceramah

D.   Manfaat Kegiatan
          Diharapkan mahasiswa/i dapat mengambil manfaat dalam kunjungan ke Pura Aditya Jaya yaitu dapat mengetahui tentang Agama Hindu secara langsung dari tokoh Agama Hindu, menjadikan mahasiwa/i perbandingan agama memiliki rasa tanggung jawab untuk peduli terhadap semua agama-agama dan menjaga keharmonisan umat beragama

E.   Lokasi Kegiatan
            Pura Aditya Jaya adalah sebuah pura Hindu yang lokasinya berada didaerah Rawamangun,Jakarta. Lokasi Pura Aditya Jaya tepatnya berada di Jl. Daksinapati Raya No.10, Rawamangun, Jakarta 13220.
            Pura ini tidak hanya untuk dipergunakan untuk melakukan ritual keagamaan bagi penganut agama Hindu, namun terbuka untuk masyarakat umum yang ingin menikmati keheningan dan kedamaian hati di dalam sebuah candi di tengah hingar bingarnya lalu lintas dan kehidupan yang keras di kota metropolitan ini.






Bab II
Pembahasan
          Pura Aditya Jaya mrupakan salah satu bangunan peribadatan bagi penganut agama Hindu yang terletak dikawasan Jakarta.
            Pura Aditya Jaya dibangun dalam tujuh tahapan,dimana tahap pertama dimulai pada tahun 1972, dan tahap terakhir dilakukan pada tahun1997. Wilayah Pura Aditya Jayacukup luas, diisi dengan bangunan-bangunan dan ornamen bergaya khas Bali.
            Seperti yang kita ketahui agama Hindu timbul dari dua arus utama yang membentuknya, yaitu agama (bangsa) Dravida, dan agama (bangsa) Arya. Dalam perkembangannya di India banyak usaha-usaha yang dicapai untuk memasukkan berbagai macam kepercayaan yang ada, filsafat, dan praktek-prakteknya dalam suatu sistem yang sekarang dikenal dengan Agama Hindu.
            Agama hindu mempercayai Realitas tertinggi hanya satu, akan tetapi tidak membatasi “yang satu” sebagai realitas yang dimaksudkan sebagai tuhan yang personal. Agama Hindu juga percaya dan menyembah dewa-dewa alam yang diyakini pengatur alam dan memiliki kedudukan penting dalam upacara korban. Yang diharapkan dewa-dewa tersebut memberikan kebahagiaan, kesenangan, perlindungan,dll.
            Agama hindu banyak didasarkan pada naskah suci yang disebut Weda Samhita. Dalam agama Hindu ada kepercayaan bahwa agama itu “Diwahyukan” melalui orang-orang yang melihat dan tahu akan kebenaran yang disebut Resi. Acarya (guru,ghuru) adalah para tokoh penafsiran secara rinci dalam bidang mazhab filsafat Darsana. Yang terpenting diantaranya adalah Sankara. Adapun para Resi dan para pengikutnya disebut para Arya, atau dengan sebutan lain Sista (orang yang sangat disiplin).
            Sampai saat ini umat Hindu menyebut ajaran Weda terbagi menjadi empat bagian yang disebut , Catur Weda (empat Samhita) yaitu Rigweda, Yajurweda, Samaweda, dan Atherwaweda.
            Sumber pokok kedua agama hindu adalah naskah-naskah suci dan yang terkenal diantaranya adalah Purana dan Tantra.
            Agama hindu mempercayai hukum karma Phala. Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata “Kr” yang berarti membuat atau berbuat, maka dapat disimpulkan bahwa karmapala berarti Perbuatan atau tingkah laku. Phala yang berarti buah atau hasil. Maka dapat disimpulkan Hukum Karma Phala berarti : Suatu peraturan atau hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan. Salah satu dari Panca Srada ( Enam Kepercayaan Agama Hindu) di antaranya adalah hukum karma phala dimana hukum karma phala ini merupakan filsafat yang mengandung etika yang artinya Bahwa Umat Agama Hindu percaya akan hasil dalam suatu perbuatan.
            Makna dari Karma Phala sendiri yaitu bahwa segala perbuatan (Karma) akan memperoleh hasil (Phala/Phahala) dan tiap hasil yang kita peroleh tergantung dari baik dan buruk dari perbuatan yang kita perbuat. Oleh karena itu, jika ingin menjadi manusia yang baik dan sempurna, berbuatlah baik sekarang juga. Bahwa perbuatan yang tidak baik (dosa) hanya dapat ditebus dengan perbuatan yang baik, karena tidaklah ada suatu alasan bagi manusia untuk menebus dosanya dengan uang (materi).
            Hukum Karma Phala adalah hukum sebab – akibat, Hukum aksi reaksi, hukum usahan dan hasil atau nasib. Hukum ini berlaku untuk alam semesta, binatang, tumbuh –tumbuhan dan manusia. Jika hukum itu ditunjukan kepada manusia maka di sebut dengan hukum karma dan jika kepada alam semesta disebut hukum Rta . Hukum inilah yang mengatur kelangsungan hidup, gerak serta perputaran alam semesta.
            Adapun pembagian Karma Phala, yaitu antara lain:
a. Pararabda Karma Phala
Adalah hasil/pahala perbuatan dari masa kehidupan sekarang ini yang habis (tanpa ada sisanya) dinikmati pada masa kehidupan sekarang ini juga atau Karma Phala Cepat.
b. Sancita Karma Phala
Adalah hasil/pahala perbuatan dari masa kehidupan yang lampau/dahulu dan baru dinikmati pada masa hidup sekarang ini atau Karma Phala sedang.
c. Kriyamana Karma Phala
Adalah hasil/pahala perbuatan dari masa kehidupan sekarang ini dan baru akan dinikmati kehidupan penjelmaan yang akan datang atau KarmaPhala lambat.
d. Karma Phala Sentana
Adalah hasil/pahala dari perbuatan yang diterima oleh sentana/keturunan akibat perbuatan orang tua (leluhur).
            Hukum karma itu bersifat abadi : Maksudnya sudah ada sejak mulai penciptaan alam semesta ini dan tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami pralaya (kiamat). Hukum karma bersifat universal : Artinya berlaku bukan untuk manusia tetapi juga untuk mahluk – mahluk seisi alam semesta. Hukum karma berlaku sejak jaman pertama penciptaan, jaman sekarang, jaman yang akan datang. Hukum karma itu sangat sempurna, adil, tidak, ada yang dapat menghindarinya. Hukum karma tidak ada pengecualian terhadap siapapun, bahkan bagi Sri Rama yang sebagai titisan Wisnu tidak mau merubah adanya keberadaan hukum karma itu.
            Tujuan Agama Hindu ialah menghendaki agar umatnya dapat bebas dari belenggu kesengsaraan lahirbathin yakni terlepasdari ikatan samsara dan bathin yang disebut moksa. Dalam penanggulangan atma dengan Brahma (moksa) itu roh seseorang akan menikmati satcit ananda (kebenaran, ketentraman,kebahagian) serta terlepas dari ikatanpengaruh gelombang hidup dan pasang surut dari suka dan duka.
            Jalan dan Karma yang berlandaskan Dharma pasti menuju Sorga (kebahagiaan) dan Moksa (kebebasan abadi) dan sebaliknya setiap Jalan dan Karma yang berlandaskan Adharma adalah menuju Neraka(kesengsaraan dan penderitaan).
            Kebebasan abadi berupa Moksa dapat dicapai dengan tidak mengikatkan diri pada pamrih dari suatu perbuatan (Karma). Dengan ini bukan berarti bahwa orang mesti tiada berbuat apa-apa lantas nongkrong duduk termangu-mangu atau bermalas-malasan hanya duduk dan berdoa mengharap rejeki dan kebahagian jatuh dari langit, karena tiada pamerih (mengikatkan diri) pada hasil Karma, namun ia harus selalu berbuat dan berjuang menegakkan Dharma.
            Itulah salah satu yang membedakan Agama Hindu dengan agama lainnya, juga membedakan dengan hukum Pidana. Hukum Pidana baru bisa kena hukuman apabila sudah ada bukti, saksi dan kesaksian dengan melewati proses hukum yang panjang (melibatkan aparat Polri, Kejaksaan dan Pengadilan). Tiada sebab tanpa akibat dan tiada akibat tanpa sebab atau tiada Karma tanpa Phahala dan tiada Phahala tanpa Karma. Baik buruknya suatu akibat (Phahala/hasil) sangat tergantung pada baik buruknya sebab (Karma/perbuatan) itu sendiri.
           










Bab III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
          Agama hindu percaya akan Karma.hukum karma phala ini merupakan filsafat yang mengandung etika yang artinya Bahwa Umat Agama Hindu percaya akan hasil dalam suatu perbuatan. segala perbuatan (Karma) akan memperoleh hasil (Phala/Phahala) dan tiap hasil yang kita peroleh tergantung dari baik dan buruk dari perbuatan yang kita perbuat.
            Karena pengaruh karma itu pulalah yang menentukan coraksertanilai dari pada watak manusia. Karma yang baikmenciptakan watakyang baik, dankarma yang jelek akan mewujudkan watak yang jelekdan jahat. Segala macam karma yang dilakukan oleh mahlukterutama manusia akantercatat selalu dalamalampikirannya (citanya) yang kemudian akan menjadi watakdan berpengaruh pula terhadap atma (rohnya), hukum karma yang mempengaruhi seseorang bukansaja akan diterimanya sendiri akantetapi juga akan diwarisi oleh keturunannya juga.
            Oleh karena itu, menurut penganut agama hindu jika ingin menjadi manusia yang baik dan sempurna, berbuatlah baik sekarang juga, agar sekala (nyata) dan niskala (tidak nyata) serta kemudian menjadi manusia utama, sehingga Sang Hyang Atma (Roh) memperoleh tempat yang baik.

B.     LAMPIRAN FOTO





Tidak ada komentar:

Posting Komentar