Minggu, 30 November 2014

shahwin bugi p_laporan kunjungan

Laporan Hinduisme
Di Pura Adhitya Jaya

oleh:

Shahwin Bugi Pangestu: 1113030210045








Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2014



Kata Pengantar
            Syukur Alhamdulillah, atas terselesaikannnya laporan Hinduisme di Pura Adhitya Jaya, Rawamangun. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi matakuliah Hinduisme, yang mana dibimbing oleh Pak Syaiful Azmi, MA. Sebagai penulis, saya tidaklah sempurna untuk laporan ini, untuk itu kritik  dan saran sangat diperlukan dalam membangun dan untuk intropeksi diri penulis.

Pendahuluan
            Agama Hindu merupakan agama yang lahir di wilayah Sungai Hindus, India. Dengan perpaduan antara bangsa Arya dan bangsa Dravida. Dalam kajian kali ini, yang dikaji di Pure Adhitya Jaya, Rawamangun, ada beberapa hal yang disampaikan oleh pengurus pure tersebut. pembahasan yang dominan adalah tentang Karma phala.
Pembahasan
            Pada tanggal 3 November 2014, mahasiswa Perbandingan Agama semester 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan kunjungan ke Pura Adhitya Jaya, Rawamangun Jakarta Timur. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk lebih mengetahui materi Hinduisme, khususnya Karma phala melalui penganutnya langsung. Sebelum masuk ke pembahasan, saya akan menginformasikan sedikit tentang Pure Adhitya Jaya. Pure Adhitya Jaya terletak di Rawamangun (Komplek UNJ), Jakarta Timur. Merupakan Pure terbesar di wilayah Jakarta. Adapun pengurus yang hadir kala itu, diantaranya; pak Agung Putera, Ngurah Budiana, dan Wan Budi, M.Si. pengurus Pure ada 360 KK.
Hukum Karma Pala
            Weda (Widi) merupakan kitab yang berisi pengetahuan, yang tertulis dalam bahasa dewanegari. Pure memiliki nama lain yaitu, candi, mandil, songkonan, dll. Sejarahwan meneliti bahwa Kitab Weda ditulis ribuan tahun yang lalu, kira-kira tahun 1500 SM.
Secara etimologi panca sradha berasal dari kata panca dan sradha. Panca berarti lima dan sradha berarti keyakinan. Jadi, panca sradha adalah lima keyakinan yang dimiliki oleh umat Hindu.
1. Percaya terhadap adanya Brahman (Tuhan Sang Hyang Widi)
2. Percaya terhadap adanya atman
3. Percaya terhadap adanya karmaphala
4. Percaya terhadap adanya punarbhawa (kelahiran kembali)
5. Percaya terhadap adanya moksa
                           
Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu karma dan phala, berasal dari bahasa Sanskerta. "Karma" artinya perbuatan dan "Phala" artinya buah, hasil, atau pahala. Jadi Karmaphala artinya hasil dari perbuatan seseorang.
Kita percaya bahwa perbuatan yang baik (subha karma) membawa hasil yang baik dan perbuatan yang buruk (asubha karma) membawa hasil yang buruk. Jadi seseorang yang berbuat baik pasti baik pula yang akan diterimanya, demikian pula sebaliknya yang berbuat buruk, buruk pula yang akan diterimanya. Karmaphala memberi keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.
Phala dari karma itu ada tiga macam yaitu:
1  Sancita Karmaphala, Phala dari perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang.
2   Prarabda Karmaphala, Phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi.
3  Kriyamana Karmaphala, Phala perbuatan yang tidak dapat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.

Dengan pengertian tiga macam Karmaphala itu maka jelaslah, cepat atau lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum. Karmaphala mengantarkan roh (atma) masuk Surga atau masuk neraka. Bila dalam hidupnya selalu berkarma baik maka pahala yang didapat adalah Surga, sebaliknya bila hidupnya itu selalu berkarma buruk maka hukuman nerakalah yang diterimanya. Dalam pustaka- pustaka dan ceritera- ceritera keagamaan dijelaskan bahwa Surga artinya alam atas, alam suksma, alam kebahagiaan, alam yang serba indah dan serba mengenakkan. Neraka adalah alam hukuman, tempat roh atau atma mendapat siksaan sebagai hasil dan perbuatan buruk selama masa hidupnya. Selesai menikmati Surga atau neraka, roh atau atma akan mendapatkan kesempatan mengalami penjelmaan kembali sebagai karya penebusan dalam usaha menuju Moksa.
 Surga dan Neraka.
Menurut ajaran agama (dharma) yang diwahyukan ke dunia dengan perantaraan para Maha Resi, maka segala baik buruk kegiatan (subha karma atau asubha karma) akan membawa akibat tidak saja di dalam hidup sekarang ini tetapi juga di akhirat (Surga dan neraka). Setelah atma (roh) dengan suksma sarira (badan astral) terpisah dari stula sarira (badan wadag) dan membawa akibat pula dalam penjelmaan yang akan datang (Punarbhawa), maka atma bersama dengan suksma sariranya bersenyawa lagi dengan stula sarira. Sang Hyang Widhi Wasa menghukumnya dengan hukum yang bersendikan Dharma. Dan Dia akan merahmati atma seseorang yang berjasa dan yang melakukan amal kebajikan yang suci (subha karma) dan Diapun akan mengampuni atma seseorang yang pernah berbuat dosa, bila ia tobat dan tawakal serta tidak akan melakukan dosa lagi.
Tuhan Yang Maha Tahu bergelar Yamadipati (pelindung Agung Hukum Keadilan) yang selalu menjatuhi hukuman kepada atma yang tiada henti- hentinya melakukan kejahatan atau dosa dan memasukkannya ke dalam neraka.
Di sini atman itu menerima hasil perbuatannya berupa neraka. Adapun penjelmaan atma semacam ini adalah sangat nista dan derajatnya pun semakin merosot

            Karma pala adalah apabila orang yang berkarma (karma/berbuat) akan mendapat pala/pahala (buah). Dan merupakan hukum yang pasti. Jadi, karma pala adalah, apabila seseorang melakukan sebuah kebaikan, dia akan mendapat kebaikan. Begitu juga sebaliknya, apabila ia melakukan keburukan, maka ia akan mendapat keburukan. Dan ini adalah proses dalam kehidupan.
Untuk mendapatkan Surga, kesenangan atau kebahagiaan adalah Surga-nya. Lain dengan Neraka, kesedihan/kesengsaraan adalah Neraka.
Dewa Siwa merupakan Sang Pelebur.
Brahman -> Atman -> Jiwatman


 Lampiran Foto                 





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar