LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
PURA ADITYA JAYA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Hinduisme
Dosen Pembimbing : Syaiful Azmi, M.A
Disusun
oleh:
Iin
Sumaeroh (1113032100070)
Jurusan
Perbandingan Agama
Fakultas
Ushuluddin
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ilaahi
Robbi Allah SWT, Dia-lah yang telah menganugerahkanAl-Qur’an sebagai hudan li al—nas (petunjuk bagi seluruh manusia)
dan rahmat li al-‘alamin (rahmat bagi
segenap alam). Dia-lah yang Maha Mengetahui makna dan kandungan Al-Qur’an.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada sang baginda alam Rasulullah SAW.
Dia-lah sebagai penyampai, pengamal, dan penafsir pertama Al-Qur’an.
Alhamdulillah, karena atas limpahan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas laporan
kunjungan ini
. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Hinduisme. Dengan disusunnya laporan ini saya selaku penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi saya maupun para pembacanya. Dengan adanya laporan ini adalah sebagai
perwujudan hasil kunjungan ke salah satu tempat peribadatan agama Hindu yaitu ““Pura Aditya Jaya”. Yang
bertepatan di Rawamangun,Jakarta pada tanggal 03 Oktober 2014.
Dengan segala
kekurangannya, saya selaku penulis berharap
kepada pembaca dapat memberikan saran dan masukan yang positif serta
saran-sarannya yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
1
B. Tujuan
Kegiatan 2
C. Manfaat
Kegiatan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sekilas
Tentang Pura Dalam Hindu 3
B. Sekilas
Tentang Pura Aditya Jaya 3
C. Beberapa
Ajaran Dalam Hindu 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 7
B.
Lampiran .......................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Agama
hindu (Hinduuisme) merupakan salah satu objek mata kuliah mahasiswa/i jurusan
perbandingan Agama (Religious Studies) semester 3 di Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswi perbandingan agama
akan merasa sangat kurang apabila belajar hanya dengan menggunakan teori
dan tidak adanya observasi. Maka dengan
diadakannya observasi ini sangatlah penting bagi mahasiswa/i perbandingan agama
agar dapat mampu berinteraksi dan mengetahui langsung tentang bagaimana
ajaran-ajaran Hindu dari sumbernya langsung,serta dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang benda-benda apa saja yang telah di sakralkan didalam pure
tersebut.
Agama
Hindu timbul dari dari dua arus utama yang membentuknya, yaitu agama (Bangsa) Drawida dan
agama (Bangsa) Arya. Dalam
perkembangannya di India lalu ada usaha-usaha yang mempesonakan untuk
memasukan berbagai macam kepercayaan
yang ada, filsafatnya, dan praktek-praktek
keagamannya dalam suatu sistem
yang sekarang ini disebut dengan Agama Hindu. Memang diakui bahwa
perwujudan semangat Hindu yang menyolok merupakan semangat sintesis dan
kompromis. Agama hindu menyerap ide-ide, penalaran, amalan, kedewasaan Siwa,
dewi ibu,pemujaan patung-patung, pertapaan,ajaran penjelmaan kembali dan
sebagainya.
B. Tujuan
Kegiatan
Beberapa
tujuan dengan diadakannya observasi (kunjungan) adalah sebagai berikut;
·
Memperluas dan menambah
wawasan tentang Agama Hindu
·
Mengetahui lebih jauh
tentang kepercayaan umat Hindu
·
Mengetahui secara
langsung benda-benda atau patung-patung apa saja yang disakralkan didalam pura
tersebut
·
Belajar berdiskusi
dengan agama lain terutama dengan para romo umat Hindu
C. Manfaat
Kegiatan
Dengan diadakannya observasi
(kunjungan) ke “Pura Aditya Jaya” ini,
saya berharap agar kami mahasiswa/i perbandingan agama dapat memperoleh
banyak manfaat, antara lain dapat menambah wawasan pengetahuan tentang kepercayaan
umat Hindu secara langsung, dapat mengetahui secara langsung benda atau patung
apa saja yang disakralkan didalam pura tersebut dan dapat mengetahui bagaimana
dan seperti apa tempat peribadatan agama Hindu yang tentunya tidak kami
dapatkan didalam kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
Sekilas
Tentang Pura Dalam Agama Hindu
Pura
adalah istilah untuk tempat ibadah agama Hindu di Indonesia terutama
terkonsentrasi di Bali sebagai pulau
yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu.
Kata
“Pura”sesungguhnya berasal dari akhiran bahasa sanskerta (-pur, -puri, -pura,
-puram, -pore), yang artinya adalah “Kota”, kota berbenteng,atau kota dengan
menara atau istana. Dalam perkembangan pemakaiannya di Pulau Bali, istilah
“Pura” menjadi khusus untuk tempat ibadah; sedangkan istilah “Puri” menjadi
khusus untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan.
Sekilas
Tentang Pura Aditya Jaya- Jakarta
Proses berdirinya pura Adithya Jaya
Rawamangun, tidak terlepas dari sejarah perjuangan hidup umat Hindu di Jakarta.
Betapa tidak, sebab ide untuk membangun tempat persembahyangan umat Hindu di
Jakarta sudah lama dirintis oleh Suka Duka
Hindu Bali (SDHB) yang kemudian diganti menjadi Suka Duka Hindu Dharma (
SDHD ).
Awalnya, kiprah dari Suka Duka Hindu Dharma hanya
terbatas pada perayaan hari-hari suci keagamaan, seperti Hari Raya Galungan
& Kuningan. Kian hari cita-cita untuk pendirian pura tersebut mulai
dipertegas dengan mendirikan Yayasan yang khusus untuk pembangunan pura, yang
bernama “Yayasan Pitha Maha”. Pengurus yayasan tersebut ialah Bapak Ida Bagus
Manuaba (almarhum) yang menjabat menteri
koordinator dan kemudian yayasan ini
mendapat bantuan dana secara rutin.
Pura Adithya Jaya adalah pura pertama yang
dibangun dan didirikan di Jakarta. Yang
dimana lokasinya sangat strategis berada disebelah timur lintasan tol
Cawang-Tanjung Priok atau sering disebut dengan jalan laying A.Yani. Lokasi
pura memang berada dipersimpangan Jl.A.Yani dengan Jl. Rawamangun.
Pura Adithya
Jaya hampir setiap hari dikunjungi, memiliki sejarah yang sangat panjang mulai
dari sebuah sanggar sebagai tanda yang hingga saat ini berdiri sangat megah
dengan halaman yang sangat luas. Pada
hari sabtu-minggu, pengunjung pura sangat ramai, lebih-lebih saat
diselenggarakannya pendidikan agama bagi
anak-anak yang beragama hindu mulai dari SD-SMP-SMA termasuk juga mahasiswa
dari berbagai perguruan tinggi yang ingin memperoleh nilai agama untuk memenuhi
sks-nya, bahkan sekarang sudah perdiri sekolah tinggi agama Hindu (STAH).
Pada hari
purnama-tilem misalnya, banyak sekali umat hindu baik tua maupun muda melakukan
persembahyangan. Bahkan pada hari perayaan tertentu umat hindu harus antri
berjam-jam agar mendapat giliran untuk melakukan persembahyangan.
Hari piodalan pura Adithya Jaya dilaksanakan setiap 6 bulan
sekali, jatuh pada hari sabtu bertepatan dengan hari Saraswati. Pura yang
ditata sangat apik ini dikelola oleh sebuah badan otorita yang bertanggungjawab
atas pemeliharaan dan pengembangannya.
Disisi
luar pura terdapat warung yang menjual makanan dan segala perlengkapan upacara,
bahkan buku-buku agama hindu sangat banyak ragamnya disini. Masakan khas Bali
menjadikan warung tersebut untuk bernostalgia dengan citra rasa dan aroma yang
bernuansa Bali seolah-olah anda berada di Bali.
v
Beberapa Ajaran Tentang Agama Hindu
Menurut pemaparan para romo
dalam kunjungan kami ke pura Adithya Jaya, bahwasannya umat Hindu sangat
meyakini adanya hukum karma. Dalam ajaran Hindu karma berarti kehidupan atau
perbuatan berikutnya sebagai akibat dari perbuatan sebelumnya karena karma
meliputi kehidupan dahulu, sekarang dan yang akan datang. Jadi, apabila kita
melakukan perbuatan jelek maka akan menerima hasil yang jelek juga dan ini
adalah salah satu hokum real dalam agama Hindu.
Hukum Karma
Agama Hindu juga memiliki empat hal yang penting :
o
KITAB
SUCI yaitu “Weda”
Yang berasaldari urat sanskerta “Wid” artinya Pengetahuan dan karena hanya
sebuah pengetahuan yang tidak berawal
dan tidak berakhir, misalnya seperti “Teori menangis”. Terdapat beberapa
pendapat tentang kapan awal dituliskannya ktab suci Weda seperti menurut para
sarjana kita suci weda dituliskan pada tahun 1600 SM, dan ada juga yang
mengatakan tahun 1500 SM oleh karena itu kitab weda sering disebut kitab tertua
dalam agama Hindu.
o
ORANG
SUCI seperti Nabi, Maharsi Wiarsa, Begawan Biasa,
Sapta Maharesi
Banyak
perbedaan dalam penyebutan dan disebut nabi karena berasal dari India. Mengapa
mereka disebut orang suci karena mereka dianggap sebagai orang yang menjalankan
ajaran-ajaran atau orang yang menerima wahyu.
o
TEMPAT
SUCI seperti Pure, Candi, Mandil, Kongkonan, Penalaran
Lokal,dll.
Didalam agama
Hindu memiliki kepercayaan yang biasa disebut “SRATE” atau “PANCE SRATE” (Lima
Dasar Keyakinan) yaitu :
Ø
Meyakini
adanya Tuhan, Brahman, Atman.
Ø
Meyakini
adanya Punarbawa (Diciptakan, dilahirkan
dan dikembalikan)/ Reinkarnasi (Lahir kembali).
Ø
Meyakini
adanya Meyakini adanya Karrmapalah
(Setelah lahir berproses, dan berbuat), Karma berarti Hasil, dan Palah
berarti Berbuat.
Ø
Meyakini
adanya Moksa , Surga Senang & Surga Sedih.
Ø
Meyakini
adanya Riomane/Karma.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil kunjungan ini yang saya
dapatkan yaitu tentang beberapa ajaran dalam Agama Hindu seperti tentang
orang-orang suci dalam agama Hindu yaitu seperti Nabi, Maharsi Wiarsa, Begawan
Biasa, Sapta Maharesi, Banyak perbedaan dalam penyebutan dan disebut nabi
karena berasal dari India. Mengapa mereka disebut orang suci karena mereka
dianggap sebagai orang yang menjalankan ajaran-ajaran atau orang yang menerima
wahyu.
kitab suci dalam Agama
Hindu dan juga beberapa konsep karmapalah yang juga merupakan inti dari
pembahasan kami ketika kunjungan.
B.
Lampiran
v
Gambar ini
merupakan tempat ibadah umat Hindu
v
Narasumber & Dosen Pembimbing
v
Salah Satu
Patung yang telah disakralkan
v
Foto bersama
para narasumber
v
Foto bersama
Dosen Pembimbing: Syaiful Azmi,M.A