LAPORAN KUNJUNGAN KE WIHARA
(PURA DHARMA ADITIA JAYA RAWAMANGUN)
Mata Kuliah : Hinduisme
Dosen Pembimbing :
Dr. Syaiful Azmi, MA
Disusun Oleh : Kelas B
Wahid Muhammad
(1113032100068)
FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
Pendahuluan
Agama hindu merupakan
agama yang lahir di wilayah Sungai Hindus, India. Dengan perpaduan antara
bangsa Arya dan bangsa Dravida. Dalam kajian ini , yang dikaji di Pure Adhitya
Jaya, Rawamangun, ada beberapa hal yang disampaikan oleh pengurus pure
tersebut. pembahasan yang dominan adalah tentang Karma phala.
1. PURA
Tempat suci Hindu adalah suatu tempat maupun bangunan
yang dikeramatkan oleh umat Hindu atau tempat persembahyangan bagi
umat Hindu untuk memuja Brahman beserta aspek-aspeknya. Di Tanah Hindu, banyak kuil yang didedikasikan untuk Dewa-Dewi Hindu, beserta inkarnasinya ke dunia (awatara), seperti misalnya Rama dan Kresna. Di India setiap kuil menitikberatkan pemujaannya terhadap Dewa-Dewi tertentu,
termasuk memuja Bhatara Rama
dan Bhatara Kresna sebagai utusan Tuhan untuk
melindungi umat manusia.
Tempat suci Hindu umumnya terletak di tempat-tempat
yang dikelilingi oleh alam yang asri, seperti misalnya laut, pantai, gunung,
gua, hutan, dan sebagainya. Namun tidak jarang ada tempat suci Hindu yang
berada di kawasan perkotaan atau di dekat pemukiman penduduk.
Tempat suci Hindu memiliki banyak sekali sebutan di
berbagai belahan dunia, dan nama tersebut tergantung dari bahasa yang
digunakan. Umumnya berbagai nama tersebut memiliki arti yang hampir sama, yaitu
merujuk kepada pengertian “Rumah pemujaan kepada Tuhan”.
Berbagai
istilah tempat suci Hindu yaitu:
- Mandir atau Mandira (bahasa Hindi – salah satu bahasa resmi India)
- Alayam atau Kovil (bahasa Tamil)
- Devasthana atau Gudi (Kannada)
- Gudi , Devalayam atau Kovela (bahasa Telugu)
- Puja pandal (bahasa Bengali)
- Kshetram atau Ambalam (Malayalam)
- Pura atau Candi (Indonesia: Bali, Jawa, dll.)
Terdapat juga berbagai nama lain seperti Devalaya,
Devasthan, Deval atau Deul, dan lain-lain, yang berarti “Rumah para Dewa”.
Biara Hindu sering disebut Matha, dimana para pendeta dididik dan guru
spiritual tinggal. Kebanyakan tempat-tempat tersebut merupakan rumah kuil.
2. WEDA
Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda,
yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi
Wasa melalui para Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran
Hindu, Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Weda secara ethimologinya berasal
dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya mengetahui atau
pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna dan kekal
abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda dikenal pula dengan
Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang diterima melalui
pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga disebut kitab
mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Dengan demikian yang dimaksud
dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab yang tidak boleh diragukan
kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.
Bahasa yang dipergunakan dalam Weda
disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini,
yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang
sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta. Kitab Weda dibagi dua
yaitu, Kitab Sruti dan Smrti.
3. PANCA SRADHA
Dalam Agama Hindu lima pilar sebagai dasar keyakinan
disebut Panca Sradha, Panca artinya lima dan Sradha artinya Keyakinan
terdiri dari :
- Brahman artinya Umat Hindu percaya dan yakin akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
- Atman artinya Umat hindu percaya dan yakin bahwa ada percikan-percikan keTuhanan yang bersemayam dalam diri setiap mahluk hidup yang disebut Atman.
- Karma Phala artinya Umat Hindu yakin dan percaya bahwa setiap perbuatan sekecil apapun pasti ada akibatnya.
- Punarbhawa artinya Umat Hindu percaya dan yakin bahwa setiap manusia akan mengalami kelahiran kembali (reinkarnasi) untuk menyempurnakan karmanya.
- Moksa artinya Umat Hindu percaya dan yakin akan adanya tujuan tertinggi kehidupan adalah dalam rangka bersatunya Atman dengan Brahman
4. KARMAPALA
Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari
urat kata “Kr” yang berarti membuat atau berbuat, maka dapat disimpulkan bahwa
karmapala berarti Perbuatan atau tingkah laku. Phala yang berarti
buah atau hasil. Maka dapat disimpulkan Hukum Karma Phala berarti : Suatu
peraturan atau hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan.
Ada tiga jenis karma yaitu :
- Prarabda karma yaitu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang dan diterima dalam hidup sekarang juga.
- Kriyamana karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang di dunia ini tetapi hasilnya akan diterima setelah mati di alam baka.
- Sancita karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang hasilnya akan di peroleh pada kelahiran yang akan datang.
5. TRIGUNA
Triguna berasal dari dua kata yaitu TRI
dan GUNA.Tri yang artinya tiga sedangkan
Guna berati sifat, jadi Triguna adalah tiga sifat yang mempengaruhi manusia atau seseorang dari sejak lahir sampai mati. Triguna terdiri atas:
Guna berati sifat, jadi Triguna adalah tiga sifat yang mempengaruhi manusia atau seseorang dari sejak lahir sampai mati. Triguna terdiri atas:
·
Satwam
adalah sifat dari pada manusia yang memancarkan sifat tenang, bahagia, tulus,
dan tanpa pamrih.
·
Rajas
adalah suatu sifat dari manusia yang memancarkan sifat ambisius, dinamis,
gelisah, dan mengharapkan suatu imbalan.
·
Tamas adalah suatu sifat dari pada manusia
yang memancarkan sifat pasit, malas, lamban.
Secara umum dikatakan bahwa Triguna
adalah tiga macam sifat dari pada manusia yang mempengaruhi kehidupan dari pada
manusia.Triguna terdapat pada setiap manusia yang hanya saja ukurannya yang
berbeda – beda. Triguna merupakan tega macam elemen atau nilai – nilai yang ada
hubungannya dengan karakterdari makhluk hidup khususnya pada manusia. Ada
seloka yang mengatakan bahwa pikiran yang tenang itu sattwam namanya, yang
bergerak cepat itu rajah namanya, yang berat, gelap, itulah tamah namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar