Senin, 08 Desember 2014

M.Firmanullah_Laporan



LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
PURA ADITYA JAYA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hinduisme
Dosen pengamp : Syaiful Azmi, M.A.





Disusun Oleh:



Muhamad Firmanulah (1113032100060)





PROGRAM STUDI PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014





KATA PENGANTAR

Segala puji syukur panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa. Karena berkat karunia-Nya acara kajian di pura aditiya jaya bisa berlangsung dengan hidmat, serta solawat dan salam yang tak henti untuk nabi besar umat islam yakni nabi Muhammad SAW.
Laporan ini dibuat sebagai pengantar dari apa yang dikaji bersama dan mungkin sebagai kesimpulan awal daripada penulis, Jalan Daksinapati Raya No. 10 Rawamangun, Jakarta Timur. Kunjungan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 03 November 2014.
Pertama akan ucapkan terimakasih kepada para pengurus yang ada di Pure Aditiya Jaya yang telah berkenan mengijinkan dan bersedia bekerjasama dalam tugas penelitian ini, yang selanjutnya yaitu kepada dosen pembimbing matakuliah hinduisme, Syaiful Azmi, M.A. telah banyak membimbing dan mengarahkan mahasiswanya. Dan yang terakhir kepada lembaga pendidikan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta semoga dari apa yang telah tercanangkan bisa di maksimalkan dan mencetak mahasiswa berintelektual dan berbasis agama.
Dan dalam penyusunan laporan ini mengakui banyak sekali kekurangan dan kelemahan dalam penulisannya, saya hanya sedikit memberikan apa yang didapat dari pada kunjungan wihara tersebut. Dan mohon tuk dimaklumi.



8 November 2014

Muhamad Firmanullah


PENDAHULUAN
            Pura adalah tempat suci yang digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu, termasuk umat Hindu di Indonesia. Pura juga dikenal dengan istilah candi, mandir dan tongkonan. Salah satu pura yang ada di Indonesia, khususnya di daerah Jakarta Timur, yaitu Pura Pura Adhitya Jaya terletak di Rawamangun (Komplek UNJ), Jakarta Timur. Merupakan Pura terbesar di wilayah Jakarta. Adapun pengurus yang hadir kala itu, diantaranya; pak Agung Putera, Ngurah Budiana, dan Wan Budi, M.Si. pengurus Pura ada 360 KK.
Pura Aditya Jaya dibangun dalam tujuh tahapan, tahap pertama dimulai pada tahun 1972, dan tahap terakhir pada tahun 1997. Banyak bangunan-bangunan dan ornamen-ornamen yang bergaya khas bali sehingga ketika kita memasuki Pura tersebut seperti kita berada di bali. Wilayahnya juga cukup luas dan banyak pohon-pohon besar yang rindang di sekelilingnya.Terdapat juga Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH).Pada hari sabtu dan minggu pura ini sangat ramai dengan pengunjung.

PEMBAHASAN

Tempat Suci (pura)
Saya akan membahas secara singkat mengenai pura terlebih dahulu. Pura berasal dari akhiran bahasa sangksekerta ( -pur, -puri, -pura, -puram,-pore), yang artinya kota, kota berbenteng atau kota dengan menara, atau istana. Mengenai istilah pura di Indonesia, adalah untuk menyebut tempat peribadatan orang-orang pemeluk agama Hindhu.
Di Indonesia juga terdapat pura, khusunya di pulau Bali yang terkenal dengan sebutan pulau dewata. Bali  merupakan satu-satunya pulau di indonesia sekarang yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindhu. Walaupun begitu, pura tak hanya bisa dijumpai di pulau bali saja. Di Jakarta juga terdapat pura yang bernama pura aditya jaya.
 Weda (kitab suci)
Sumber ajaran hindu adalah kitab suci weda. Berasal Weda ini berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata Wid  berkembang menjadi kata WEDA atau WIDYA yang berarti pengetahuan. Weda tidak berawal dan tidak berakhir. Sebagai kitab suci kata Weda mengandung pengertian himpunan ilmu pengetahuan suci yang bersumber dari Sang Hyang Widhi Wasa diterima atau didengar oleh para Maha Resi dalam keadaan samadhi. Dalam golongan Hindu weda termasuk dalam golongan sruti.
Orang Suci
Nabi dalam agama Hindu disebut dengan Maharsyi atau orang suci,Maharsyi Byasa adalah begawan biasa sedangkan Sabta Maharsyi adalah orang yang menerima wahyu.
 Panca Sradha
Dalam ajaran agama hindu diperkenalkan ajaran panca sradha yaitu 5 (lima) keyakinan, yang terdiri atas :
A. Keyakinan terhadap Brahman. Dalam agama Hindu tuhan di kenal dengan banyak nama Brahman, Ida Sang Hyang Widhi Waca, dan sebagainya. Ini berarti agama Hindu meyakini tentang adanya Tuhan.
B. Keyakinan terhadap atman. Atman biasa juga disebut dengan roh suci.
C. Keyakinan terhadap hukum karmaphala. Hukum adalah ketentuan atau peraturan peraturan
yang harus di jalankan oleh sekelompok manusia, serta memberikan ancama atau hukuman
bagi yang melanggarnya. Karmapala berasal dari dua kata karma dan kata pala. Kata karma
berarti perbuatan atau bisa disimpulkan dengan tingkah laku, sedangkan kata phala bisa
diartikan dengan berbuah/buah. Maka dapat disimpulkan Hukum Karma Phala berarti : Suatu
peraturan atau hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan. Orang yang berbuat baik maupun
buruk akan mendapat karma. Ada tiga jenis karma:

1) Prarabda karma(proses langsung) yaitu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang dan diterima dalam hidup sekarang juga.
2) Kriyamana karma (tidak langsung) yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang di dunia ini tetapi hasilnya akan diterima setelah mati di alam baka.
3) Sancita karma (hukum pada lahir) yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang hasilnya akan di peroleh pada kelahiran yang akan datang.
D. Keyakinan terhadap samsara. Meyakini adanya kelahiran kembali. Kelahiran kembali atau reinkarnasi. Orang hindu meyakini bahwa roh akan kembali kepada tuhan dalam keadaan suci.
E. Keyakinan terhadap moksha. Berarti kelepasan, kebebasan. Kata moksa dapat disamakan dengan nirwana,nisreyasa atau keparamarthan.


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan kunjungan saya ke Pura Aditya, maka apa yang diterangkan oleh pengurus Pura sendiri pun tidak ada bedanya dengan apa yng kami pelajari di kampus. Dari mulai konsep Karmaphala, Weda, orang Suci, Panca Sradha, Surga dan Neraka, itu sama dengan apa yang kai dapatkan di kelas dari pak Syaiful Azmi, M.A. Dan juga mengenai pengamatan saya tentang bangunan di Pura Aditya Jaya, saya melihat ada kesamaan dengan Pura yang ada di Cibubur dan pura-pura lainnya yang ada di Bali, dari mulai pahatan patung, ornament-ornamen hiasan Pura, dan lainnya. Dan  juga para pengurus pura pun memakai nama khas Bali. Dan mungkin corak dominan agama Hindu di Indonesia itu adalah corak Hindu dari Bali, karena terdapat perbedaan antara corak Hindu Bali dan Hindu di India.
Serta saran saya dalam kunjungan ke Pura Aditya Jaya ialah akan lebih baik dan menarik jika kunjungan dilakukan pada saat Pura mengadakan upacara keagamaan. Soalnya ketika saya berkunjung ke Pura Aditya kemarin, suasana Pura cenderung sepi karena sedang tidak ada kegiatan keagamaan. Yang ada hanya upacara keagamaan yang dilakukan oleh individu-individu di sekitar pura yang memang itu merupakan upacara rutin harian mereka.

PENUTUP
Sebagai penutup saya sekali lagi mengucapkan rasa terima kasih yang sangat besar terhadap semua pihak yang telah membantu dalam proses kunjungan dan proses pembuatan laporan saya. Dan semoga apa yang saya tulis dalam laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih atas perhatiannya.

LAMPIRAN KEGIATAN
Foto bersama pengurus Pura.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbYHjeKfRkGVRFdMpszthPuoNC4oyPiQ-ODwkFNlk7Z0n-AECvpvmx1sjCxamSzos8ARZGChH9P31tLVLq9u8boBxJ1nzD0CqtCvergxMT_QilMc5dinLSenD1MSwNAy3Ni_aP6LrM0sM/s1600/IMG_7680.JPG


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8EG2U-yqYZUqfuj2XLnjHbJnEbCdndCasVXtvmZB6KkZQi5LvMJ2GIb-omGqotVAKMZMxVNtuh0hYkCwahvJ549D5U0sp9befpj_Rm25O_ikaZEqf1Vz3O1XZqT3fzuRuv-8uWPAmSCs/s1600/IMG_7664.JPGFoto ketika pembahasan,pendekatan agama hindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar