Minggu, 14 Desember 2014

Irvan Santoso_Laporan Hinduisme

LAPORAN KUNJUNGAN
PURE ADITYA JAYA RAWAMANGUN
Dosen Pembimbing :
Syaiful Azmi, M. A
   Disusun oleh :
Irvan Santoso              1113032100065






PRODI PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

A.    PENDAHULUAN
Pada kesempatan kali ini pada tanggal 03 November 2014 kami diberikan kesempatan untuk melakukan suatu kunjungan ke salah satu tempat peribadatan Umat Hindu yang terletak di bagian Timur kota Jakarta tepatnya di daerah Rawamangun yaitu Pure Aditya Jaya.
Pada kesempatan ini kami diberikan suatu peninjauan secara langsung untuk mengamati proses-proses keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu mulai dari bentuk tempat peribadatan sampai tempat-tempat yang dianggap sakral oleh kalangan umat Hindu, Sakral dalam artian sebuah larangan bagi seorang perempuan yang sedang menjalani datang bulan agar tidak memasuki kawasan-kawasan tertentu.
Kedatangan kami disambut sangat hangat oleh para penjaga Pure walaupun keadaan disana tidak terlalu banyak orang karena biasanya para Umat Hindu yang lain datang kesana pada hari-hari tertentu. Akan tetapi tanpa mengurangi rasa hormat kepada kami, mereka tetap memberikan pelayan yang terbaik mulai dari pembekalan materi tentang Agama Hindu. Seperti Hukum karma, moksa dan sebagainya.
Dalam laporan ini kami akan mencoba menguraikan hasil atas apa yang telah kami terima dan kami amati di Pure Aditya Jaya.

B.     PEMBAHASAN
Dalam awal pembekalan materi kami disuguhkan tentang lima keyakinan Umat Hindu yang biasa disebut dengan Panca Srada. Melalui lima keyakinan ini setiap umat harus mengamalkan dalam kehidupannya.
1.      Percaya tentang adanya Brahman (Tuhan)
Secara garis besar umat Hindu dalam mempercayai tentang adanya Brahman melalui cara-cara tertentu seperti halnya
a.       Berdasarkan kenyataan melalui wahyu yang diberikan kepada para resi
b.      Tentang adanya Alam serta gejala-gejala yang terjadi pada alam
c.       Berdasarkan pemberitahuan orang lain yang dipercaya.
Tuhan melalui perwujudannya sebagai trimurti. Dalam artian Tuhan satu tapi mempunyai tiga wujud kekuatan:
a.       Tuhan sebagai pencipta
b.      Tuhan sebagai pemelihara
c.       Tuhan sebagai pelebur
2.      Percaya tentang adanya Atman
Atman bisa juga diartikan sebagai roh yang mendiami tubuh kita. Atman yangberada didalam jiwa kita, jadi apabila seorang telah meninggal maka mereka akan memisahkan diri antara atman dan jiwa. Atman sendiri tidak harus berada didalam tubuh manusia bisa jadi tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang mempunyai atmannya masing-masing.
3.      Percaya akan Hukum Karma Pala
Karma yang berarti perbuatan, sedangkan pala berarti buah. Jadi karma pala merupakan hasil dari perbuatan seseorang. Dalam ajaran Hindu perbuatan yang baik memberikan hasil yang baik begitu juga sebaliknya. Jadi dengan adanya suatu keyakinan karma pala yang bertujuan untk mengarahkan segala tingkah laku agar selalu berdasarkan etika.
Dalam karma pala ada tiga bagian
1.      Sancita, maksudnya buah dari perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan yang masih merupakan kehidupan kita yang sekarang.
2.      Buah dari perbuatan pada kehidupan saat ini dan tidak ada sisanya lagi.
3.      Buah dari perbuatan yang tidak dapat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang
4.      Percaya tentang Samsara
Samsara itu kelahiran yang berulang-ulang. Dalam samsara mempunyai hubungan yang erat terhadap hukum karma. Jadi kalau karma pala merupakan hasil baik buruknya perbuatan akan menentukan kualitas kelahiran manusia tersebut, sedangkan samsara merupakan dampak dari perbuatan seseorang. Misalnya ketika seseorang yang selalu berbuat baik  dalam hidupnya dan apabila dia meninggal maka rohnya akan mendapat tempat yang baik. Kemudian apabila dia lahir kembali atau bereinkarnasi lagi akan menjalani hidup yang serba kecukupan ditempat orang-orang yang baik pula
5.      Percaya Tentang Moksa
Moksa berarti kelepasan, maksudnya orang yang sudah terlepas iakatan dunia. Bisa dikatakan bahwa Moksa merupakan tujuan akhir bagi orang-orang Hindu. Dan seorang umat Hindu dapat mencapai moksa membutuhkan perjuangan yang sangat sulit. Karena moksa merupakan tempat bersatunya Atman dan Tuhan (Brahman) 

Senin, 08 Desember 2014

Achmad Tedi Anwar_Laporan



Laporan Hasil Kunjungan
Pura Aditya Jaya
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hinduisme
Dosen pengampu : Syaiful Azmi, M.A.










Disusun Oleh:
Achmad Tedi Anwar (1113032100077)

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR.
Alhamdulillah puji serta rasa Syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberi saya nikmat sehat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan kunjungan ini. Laporan ini dibuat setelah melakukan kunjungan ke Pura Aditya Jaya. Yang di laksanakan pada hari senin tgl 3 November 2014
Tidak lupa saya haturkan juga ucapan terima kasih kepada pihak Universitas dan pengelola Pura Aditya Jaya yang telah member ijin untuk berkunjung ke Pura Aditya Jaya sekaligus member kami arahan dalam melakukan kunjungan ke sana. Juga saya haturkan rasa terima kasih saya kepada dosen pembimbing dalam mata kuliah Hinduisme dan juga sebagai pemandu kami dalam melakukan kunjungan ke Pura Aditya Jaya, bapak Syaiful Azmi, M.A. dan juga saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran proses kunjungan kami ke Pura Aditya Jaya. Pembahasan dalam laporan ini saya tulis sesuai berdasarkan apa yang telah saya dapati dan amati dari kunjungan ke Pura Aditya Jaya. Dan mudah-mudahan apa yang saya tulis dalam laporan ini bisa memberi manfaat kepada pembaca dalam mengenal Pura Aditya Jaya. Dalam penyusunan laporan ini saya akui masih banyak kekurangan dan kesalahan,. Sehingga saya harap agar ada masukan berupa saran dan kritik mengenai laporan yang saya buat tentang Pura Aditya Jaya .
5  Desember 2014

     Achmad Tedi Anwar

A.    PENDAHULUAN.
            Pada kesempatan kali ini saya akan membahas Pura, Pura adalah tempat suci yang digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu, termasuk umat Hindu di Indonesia. Pura juga dikenal dengan istilah candi, mandir dan tongkonan. Dan kebetulan Pura yang kami kunjungi berada di daerah Jakarta Timur, yaitu Pura Pura Adhitya Jaya terletak di Rawamangun (Komplek UNJ), Jakarta Timur. Merupakan Pura terbesar di wilayah Jakarta. Adapun pengurus yang hadir kala itu, diantaranya; pak Agung Putera, Ngurah Budiana, dan Wan Budi, M.Si. pengurus Pura ada 360 KK.
Pura Aditya Jaya dibangun dalam tujuh tahapan, tahap pertama dimulai pada tahun 1972, dan tahap terakhir pada tahun 1997. Banyak bangunan-bangunan dan ornamen-ornamen yang bergaya khas bali sehingga ketika kita memasuki Pura tersebut seperti kita berada di bali. Wilayahnya juga cukup luas dan banyak pohon-pohon besar yang rindang di sekelilingnya.Terdapat juga Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH).Pada hari sabtu dan minggu pura ini sangat ramai dengan pengunjung.


       
 B.     PELAKSANAAN KEGIATAN.
1.       Tempat dan waktu kunjungan .
Hari dan Tanggal Pelaksanaan            : Senin, 03 November 2014
Tempat Pelaksanaan                            : Pura Aditya Jaya. Jalan Daksinapati Raya No. 10 Rawamangun, Jakarta Timur,
Waktu Pelaksanaan                             : 12.10 – 14.00 WIB
Jumlah Peserta Kegiatan                     : 40 Mahasiswa dan 30 Mahasiswi
Pembimbing                                        : Syaiful Azmi, M.A.
Jurusan                                                : Perbandingan Agama
Fakultas                                               : Ushuluddin
Universitas                                          : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



2.      Hasil Kunjungan.
        
         Pada kunjungan kami kali ini kami di sambut oleh bpk Agung Putera, Ngurah Budiana, dan Wan Budi, M.Si . yang mempersilahkan kami masuk dan memberikan materi tentang sejarah Pura tersebut dan beberapa pokok ajaran Agama Hindu seperti contoh mengenai orang suci, Weda, Karmaphala, Panca Srada, konsep Surga dan Neraka, dan lain-lainnya.
        Dalam agama Hindu orang suci bisa juga di sebut nabi atau Maharsi, Maharsi pun di bagi dua yaitu Maharsi Byasa dan Maharsi Sabta. Maharsi Byasa adalah begawan biasa sedangkan Sabta Maharsi adalah orang yang menerima wahyu. Kitab Suci Weda. Weda adalah kitab suci umat Hindu.Weda berasal dari kata wid yang artinya pengetahuan.Weda tidak berawal dan tidak berakhir,  weda memiliki sifat pengetahuan. Dalam ajaran Hindu, weda termasuk dalam golongan Sruti. Umat Hindu mempercayai bahwa isi weda merupakan kumpulan wahyu dari Brahman yang diperoleh melalui pendengaran.Pada awal turunnya wahyu, weda diajarkan melalui ucapan atau dari mulut ke mulut.
      Selanjutnya Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu karma dan phala, berasal dari bahasa Sanskerta. "Karma" artinya perbuatan dan "Phala" artinya buah, hasil, atau pahala. Jadi Karmaphala artinya hasil dari perbuatan seseorang. Mereka percaya bahwa perbuatan yang baik akan membawa hasil yang baik dan perbuatan yang buruk akan membawa hasil yang buruk. Jadi seseorang yang berbuat baik pasti baik pula yang akan diterimanya, demikian pula sebaliknya yang berbuat buruk, buruk pula yang akan diterimanya. Karmaphala memberi keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.
     Selain itu, dalam ajaran dasar Hindu mengenai kepercayaan yaitu akan adanya kepercayaan yang disebut Panca Srada atau lima Unsur Srada,
Jiwa manusia memiliki triguna yakni Sattvas yaitu sifat baik/halus, Rajas yakni sifat emosional dan yang terakhir Tamas yakni sifat buruk. Sifat Rajas dan Tamas harus mampu dikuasai oleh Sattvas agar manusia bias mendapat karma baik dan bias mencapai moksa (kelepasan). Jika sifat Rajas yang menguasai maka manusia akan cenderung egois dan tak terkontrol sama halnya dengan Tamas yang akan berujung dengan karma buruk.  Jika manusia sudah terkena karma buruk dan dia ditolak di akhirat maka jiwa akan mencari bentuk disini ada yang disebut dengan reingkarnasi (lahir kembali). Saat manusia itu sudah mendapat bentuk maka manusia itu harus berbuat baik agar dia dapat mencapai moksa.
Mengenai konsep Surga dan Neraka dalam ajaran Hindu bukanlah tempat seperti dalam agama Islam, melainkan apabila orang yang berkarma baik (karma/berbuat) akan mendapat pahala atau Surga. Begitu juga sebaliknya, apabila ia melakukan keburukan, maka ia akan mendapat keburukan atau Neraka. Dan ini adalah proses dalam kehidupan yang tidak akan pernah berhenti sampai Atman bisa terbebas dari segala keburukan dan dosa.
Dan ada satu hal yang menarik bahwasanya ketika disinggung mengenai asal mula penciptaan di bumi yang dijelaskan bahwasanya awal mula makhluk hidup di bumi ini adalah berasal dari tumbuhan atau ganggang-ganggang kecil yang terus berevolusi menjadi seperti sekarang. Dan ini ada kesamaan dengan teori Evolusi Darwinianisme yang berpendapat bahwa semua yang ada di alam ini merupakan hasil evolusi selama jutaan tahun lamanya.

C.    KESIMPULAN DAN SARAN.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kunjungan saya ke Pura Aditya, maka apa yang diterangkan oleh pengurus Pura sendiri pun tidak ada bedanya dengan apa yng kami pelajari di kampus. Dari mulai konsep Karmaphala, Weda, orang Suci, Panca Sradha, Surga dan Neraka, itu sama dengan apa yang kai dapatkan di kelas dari pak Syaiful Azmi, M.A. Dan juga mengenai pengamatan saya tentang bangunan di Pura Aditya Jaya, saya melihat ada kesamaan dengan Pura yang ada di Cibubur dan pura-pura lainnya yang ada di Bali, dari mulai pahatan patung, ornament-ornamen hiasan Pura, dan lainnya. Dan  juga para pengurus pura pun memakai nama khas Bali. Dan mungkin corak dominan agama Hindu di Indonesia itu adalah corak Hindu dari Bali, karena terdapat perbedaan antara corak Hindu Bali dan Hindu di India.

D.    PENUTUP.

     Sebagai penutup saya sekali lagi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik itu dari pihak Universitas Pura dan Dosen pembimbing yang telah memberi kesempatan saya yang telah mengenal lebih dalam lagi tentang ajaran Agama hindu dan Bagi pembaca mohon di maafkan bila terjadi suatu kesalahan dalam pengetikan saya kali ini, sekali lagi terimaksih banyak untuk semuanya.

E.     Lampiran Foto saat di Pura Aditya Jaya.


Iin Sumaeroh_Laporan kunjungan



LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PURA ADITYA JAYA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hinduisme
Dosen Pembimbing : Syaiful Azmi, M.A

Disusun oleh:

Iin Sumaeroh                         (1113032100070)








Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ilaahi Robbi Allah SWT, Dia-lah yang telah menganugerahkanAl-Qur’an sebagai hudan li al—nas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rahmat li al-‘alamin (rahmat bagi segenap alam). Dia-lah yang Maha Mengetahui makna dan kandungan Al-Qur’an. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada sang baginda alam Rasulullah SAW. Dia-lah sebagai penyampai, pengamal, dan penafsir pertama Al-Qur’an.
Alhamdulillah, karena atas limpahan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kunjungan ini
. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hinduisme. Dengan disusunnya laporan ini saya selaku penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi saya maupun para pembacanya. Dengan adanya laporan ini adalah sebagai perwujudan hasil kunjungan ke salah satu tempat peribadatan agama Hindu yaitu ““Pura Aditya Jaya”. Yang bertepatan di Rawamangun,Jakarta pada tanggal 03 Oktober 2014.
Dengan segala kekurangannya, saya selaku penulis berharap kepada pembaca dapat memberikan saran dan masukan yang positif serta saran-sarannya yang bersifat membangun.

Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                         i
DAFTAR ISI                                                                                        ii
BAB I PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang                                                                     1
            B. Tujuan Kegiatan                                                                   2
C. Manfaat Kegiatan                                                                2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sekilas Tentang Pura Dalam Hindu                                    3
B.     Sekilas Tentang Pura Aditya Jaya                                      3
C.     Beberapa Ajaran Dalam Hindu                                           5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan  ....................................................................   7
B.     Lampiran ..........................................................................  8









BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Agama hindu (Hinduuisme) merupakan salah satu objek mata kuliah mahasiswa/i jurusan perbandingan Agama (Religious Studies) semester 3 di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswi perbandingan agama akan merasa sangat kurang apabila belajar hanya dengan menggunakan teori dan  tidak adanya observasi. Maka dengan diadakannya observasi ini sangatlah penting bagi mahasiswa/i perbandingan agama agar dapat mampu berinteraksi dan mengetahui langsung tentang bagaimana ajaran-ajaran Hindu dari sumbernya langsung,serta dapat menambah wawasan pengetahuan tentang benda-benda apa saja yang telah di sakralkan didalam pure tersebut.
Agama Hindu timbul dari dari dua arus utama yang  membentuknya, yaitu agama (Bangsa) Drawida dan agama (Bangsa) Arya. Dalam  perkembangannya di India lalu ada usaha-usaha yang mempesonakan untuk memasukan berbagai macam  kepercayaan yang ada, filsafatnya, dan praktek-praktek  keagamannya dalam suatu sistem  yang sekarang ini disebut dengan Agama Hindu. Memang diakui bahwa perwujudan semangat Hindu yang menyolok merupakan semangat sintesis dan kompromis. Agama hindu menyerap ide-ide, penalaran, amalan, kedewasaan Siwa, dewi ibu,pemujaan patung-patung, pertapaan,ajaran penjelmaan kembali dan sebagainya.

B.     Tujuan Kegiatan

Beberapa tujuan dengan diadakannya observasi (kunjungan) adalah sebagai berikut;
·         Memperluas dan menambah wawasan tentang Agama Hindu
·         Mengetahui lebih jauh tentang kepercayaan umat Hindu
·         Mengetahui secara langsung benda-benda atau patung-patung apa saja yang disakralkan didalam pura tersebut
·         Belajar berdiskusi dengan agama lain terutama dengan para romo umat Hindu
C.     Manfaat Kegiatan
            Dengan diadakannya observasi (kunjungan) ke “Pura Aditya Jaya” ini,  saya berharap agar kami mahasiswa/i perbandingan agama dapat memperoleh banyak manfaat, antara lain dapat menambah wawasan pengetahuan tentang kepercayaan umat Hindu secara langsung, dapat mengetahui secara langsung benda atau patung apa saja yang disakralkan didalam pura tersebut dan dapat mengetahui bagaimana dan seperti apa tempat peribadatan agama Hindu yang tentunya tidak kami dapatkan didalam kelas.











BAB II
PEMBAHASAN

*       Sekilas Tentang Pura Dalam Agama Hindu
Pura adalah istilah untuk tempat ibadah agama Hindu di Indonesia terutama terkonsentrasi di Bali sebagai pulau  yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu.
Kata “Pura”sesungguhnya berasal dari akhiran bahasa sanskerta (-pur, -puri, -pura, -puram, -pore), yang artinya adalah “Kota”, kota berbenteng,atau kota dengan menara atau istana. Dalam perkembangan pemakaiannya di Pulau Bali, istilah “Pura” menjadi khusus untuk tempat ibadah; sedangkan istilah “Puri” menjadi khusus untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan.
*       Sekilas Tentang Pura Aditya Jaya- Jakarta

 Proses berdirinya pura Adithya Jaya Rawamangun, tidak terlepas dari sejarah perjuangan hidup umat Hindu di Jakarta. Betapa tidak, sebab ide untuk membangun tempat persembahyangan umat Hindu di Jakarta sudah lama dirintis oleh Suka Duka  Hindu Bali (SDHB) yang kemudian diganti menjadi Suka Duka Hindu Dharma ( SDHD ).
Awalnya,  kiprah dari Suka Duka Hindu Dharma hanya terbatas pada perayaan hari-hari suci keagamaan, seperti Hari Raya Galungan & Kuningan. Kian hari cita-cita untuk pendirian pura tersebut mulai dipertegas dengan mendirikan Yayasan yang khusus untuk pembangunan pura, yang bernama “Yayasan Pitha Maha”. Pengurus yayasan tersebut ialah Bapak Ida Bagus Manuaba (almarhum)  yang menjabat menteri koordinator  dan kemudian yayasan ini mendapat bantuan dana secara rutin.
 Pura Adithya Jaya adalah pura pertama yang dibangun dan didirikan di Jakarta.  Yang dimana lokasinya sangat strategis berada disebelah timur lintasan tol Cawang-Tanjung Priok atau sering disebut dengan jalan laying A.Yani. Lokasi pura memang berada dipersimpangan Jl.A.Yani dengan Jl. Rawamangun.
Pura Adithya Jaya hampir setiap hari dikunjungi, memiliki sejarah yang sangat panjang mulai dari sebuah sanggar sebagai tanda yang hingga saat ini berdiri sangat megah dengan halaman  yang sangat luas. Pada hari sabtu-minggu, pengunjung pura sangat ramai, lebih-lebih saat diselenggarakannya pendidikan  agama bagi anak-anak yang beragama hindu mulai dari SD-SMP-SMA termasuk juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ingin memperoleh nilai agama untuk memenuhi sks-nya, bahkan sekarang sudah perdiri sekolah tinggi agama Hindu (STAH).
Pada hari purnama-tilem misalnya, banyak sekali umat hindu baik tua maupun muda melakukan persembahyangan. Bahkan pada hari perayaan tertentu umat hindu harus antri berjam-jam agar mendapat giliran untuk melakukan persembahyangan.
Hari piodalan  pura Adithya Jaya dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, jatuh pada hari sabtu bertepatan dengan hari Saraswati. Pura yang ditata sangat apik ini dikelola oleh sebuah badan otorita yang bertanggungjawab atas pemeliharaan dan pengembangannya.
           Disisi luar pura terdapat warung yang menjual makanan dan segala perlengkapan upacara, bahkan buku-buku agama hindu sangat banyak ragamnya disini. Masakan khas Bali menjadikan warung tersebut untuk bernostalgia dengan citra rasa dan aroma yang bernuansa Bali seolah-olah anda berada di Bali.  


v  Beberapa Ajaran Tentang Agama Hindu
Menurut pemaparan para romo dalam kunjungan kami ke pura Adithya Jaya, bahwasannya umat Hindu sangat meyakini adanya hukum karma. Dalam ajaran Hindu karma berarti kehidupan atau perbuatan berikutnya sebagai akibat dari perbuatan sebelumnya karena karma meliputi kehidupan dahulu, sekarang dan yang akan datang. Jadi, apabila kita melakukan perbuatan jelek maka akan menerima hasil yang jelek juga dan ini adalah salah satu hokum real dalam agama Hindu.


 
 Hukum Karma


 



Agama  Hindu juga memiliki empat hal yang penting :
o   KITAB SUCI  yaitu “Weda”
Yang berasaldari urat sanskerta “Wid”  artinya Pengetahuan dan karena hanya sebuah  pengetahuan yang tidak berawal dan tidak berakhir, misalnya seperti “Teori menangis”. Terdapat beberapa pendapat tentang kapan awal dituliskannya ktab suci Weda seperti menurut para sarjana kita suci weda dituliskan pada tahun 1600 SM, dan ada juga yang mengatakan tahun 1500 SM oleh karena itu kitab weda sering disebut kitab tertua dalam agama Hindu.

o   ORANG SUCI  seperti Nabi, Maharsi Wiarsa, Begawan Biasa, Sapta Maharesi
            Banyak perbedaan dalam penyebutan dan disebut nabi karena berasal dari India. Mengapa mereka disebut orang suci karena mereka dianggap sebagai orang yang menjalankan ajaran-ajaran atau orang yang menerima wahyu.
o   TEMPAT SUCI  seperti Pure, Candi, Mandil, Kongkonan, Penalaran Lokal,dll.

Didalam agama Hindu memiliki kepercayaan yang biasa disebut “SRATE” atau “PANCE SRATE” (Lima Dasar Keyakinan) yaitu :
Ø  Meyakini adanya Tuhan, Brahman, Atman.
Ø  Meyakini adanya Punarbawa (Diciptakan, dilahirkan dan dikembalikan)/ Reinkarnasi (Lahir kembali).
Ø  Meyakini adanya Meyakini adanya Karrmapalah (Setelah lahir berproses, dan berbuat), Karma berarti Hasil, dan Palah berarti Berbuat.
Ø  Meyakini adanya  Moksa , Surga Senang & Surga Sedih.
Ø  Meyakini adanya Riomane/Karma.







BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
           Dari hasil kunjungan ini yang saya dapatkan yaitu tentang beberapa ajaran dalam Agama Hindu seperti tentang orang-orang suci dalam agama Hindu yaitu seperti Nabi, Maharsi Wiarsa, Begawan Biasa, Sapta Maharesi, Banyak perbedaan dalam penyebutan dan disebut nabi karena berasal dari India. Mengapa mereka disebut orang suci karena mereka dianggap sebagai orang yang menjalankan ajaran-ajaran atau orang yang menerima wahyu.
kitab suci dalam Agama Hindu dan juga beberapa konsep karmapalah yang juga merupakan inti dari pembahasan kami ketika kunjungan.













B.        Lampiran

v Description: IMG_7633.JPGGambar ini merupakan tempat ibadah umat Hindu









v Description: IMG_7636.JPGNarasumber & Dosen Pembimbing









v Salah Satu Patung yang telah disakralkan

Description: IMG_7623.JPG







v Foto bersama para narasumber
Description: IMG_7679.JPG







v Foto bersama Dosen Pembimbing: Syaiful Azmi,M.A
Description: IMG_7721.JPG